Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah antara lain di Tapanuli Tengah
tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal
24 Agustus 1945 Residen Tapanuli, saat itu menghunjuk Z.A. Glr Sutan
Komala Pontas Pemimpin Distrik Sibolga selanjutnya sebagai Demang dan menjadi penanggung jawab pelaksana roda pemerintahan di Tapanuli Tengah. Pada saat itu Dr. Ferdinand Lumbantobing eks Wakil Residen Tapanuli menjadi Residen Tapanuli berkedudukan di Tarutung.
Pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera
Mr. T. Mohd. Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah Otonom
setingkat di wilayahnya pada pemerintahan daerah kepada masing-masing
Residen.
Gubernur
Tapanuli Sumatera Timur dengan Keputusan Nomor 1 Tahun 1946 mengangkat
dan mengukuhkan Z.A. Glr Sutan Komala Pontas sebagai Bupati/Kepala Luhak
Tapanuli Tengah. Sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Timur tanggal 17
Mei 1946 Kota Sibolga dijadikan
sebagai Kota Administratif yang dipimpin oleh seorang Walikota dan pada
saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga (Tapanuli Tengah) yaitu
Z.A. Glr Sutan Komala Pontas. Luas wilayah Kota Administratif Sibolga
ditetapkan dengan Ketetapan Residen Tapanuli Nomor 999 Tahun 1946.
Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk Kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa Pemerintahan Belanda.
Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom dipertegas oleh
Pemerintah dengan Undang-undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945.
Dalam perjalanan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah telah silih berganti Kepala Daerah mulai dari Z.A.
Glr Sutan Komala Pontas (1945 – 1946), Prof. Mr. M. Hazairin (1946 –
1946), A. M. Djalaluddin (1946 – 1947), Mangaraja Sori Muda (1947 –
1952), Ibnu Sa’adan (1952 – 1954), Raja Djundjungan (1954 – 1958),
Matseh Glr. Kasayangan (1958 – 1959), M. Samin Pakpahan (1959 – 1965),
S.S. Paruhum Stn. Singengu (1965 – 1967), Ridwan Hutagalung (1967 –
1975), Bangun Siregar (1975 – 1980), Lundu panjaitan, SH (1980 – 1985),
H. Abd. Wahab Dalimunthe, SH (1985 – 1990), Drs. Amrun Daulay (1990 –
1995), Drs. Panusunan Pasaribu (1995 – 2001), Drs. Tuani Lumbantobing
(2001 – 2006), Drs. Rudolf Pardede, sebagai Penjabat (2006), Drs. Tuani
Lumbantobing (2006 – Sekarang).
Selasa, 11 November 2014
Sejarah Kota Tapanuli Tengah
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Spesifikai dan Harga Ninja 250 FI 2015 – Kawasaki lagi-lagi unjuk gigi dengan kembali meluncurkan varian motor sport terbarunya yang te...
-
Top 10 Kucing Terbesar di dunia - Kucing merupakan hewan yang tidak asing bagi manusia, bahkan banyak manusia memelihara kucing sebagai ...
-
Prabowo dan Kisah Kerusuhan Mei 1998 (Tragedi Tri Sakti) - Masih ingatkah anda dengan peristiwa yang terjadi pada 13-14 Mei 1998 ? Kerusu...
-
Hacker adalah orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksp...
-
Sebagai pembuka yang akan saya kisahkan adalah cerita tentang asal usul kota Tulungagung. Ternyata ada banyak menarik yang layak untuk...
-
Pilihlah jawaban yang paling benar ! 1. Di bawah ini merupakan unsur-unsur negara,kecuali : A.Parpol yang kuat B.Pemerin...
-
bunga mawar bunga melati di tanam di pinggir sunggai rajin – rajinlah kita mengaji kelak tuanya menjadi pak haji
-
Pesawat terbang yang lebih berat dari udara diterbangkan pertama kali oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright) de...
-
"Maps" I miss the taste of a sweeter life I miss the conversation I’m searching for a song tonight I’m changing all of th...
-
Inilah danau terbesar dan terluas yang ada di dunia berdasarkan luas permukaannya yang mempunyai keindahan yang sangat menarik sehingga se...
0 komentar:
Posting Komentar